STUDI ETNOGRAFI KOMUNIKASI PERGESERAN NAMA BERCIRIKAN IDENTITAS JAWA TENGGER PADA ERA GENERASI 2000-AN SUKU TENGGER DI KABUPATEN PASURUAN (Tinjauan Kritis Teori Determinisme Perkembangan Teknologi)
Abstract
Suku Tengger merupakan salah satu bagian dari suku Jawa yang berdomisili dikawasan lereng Gunung Bromo. Di Kabupaten Pasuruan, Suku Tengger mendiami kawasan bromo yang berada di Kecamatan Tosari. Mayoritas Suku Tengger memeluk ajaran agama Hindu Mahayana sehingga dalam hal identitas nama lebih identik dengan nama-nama yang diambil dari istilah atau ajaran Hindu Mahayana. Namun, di era perkembangan teknologi komunikasi seperti sekarang ini, Kebudayaan masyarakat dalam memberikan nama yang beridentitaskan Jawa lambat laun terindikasi mengalami perubahan yang signifikan. Banyak ditemukan nama-nama anak generasi 2000-an Suku Tengger sudah tidak mencerminkan nama khas Jawa Tengger dan lebih condong ke nama-nama barat ataupun timur.
Dari diskripsi masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk mencoba mengunggkap bagaimana bentuk pergeseran nama pada masyarakat Suku Tengger dari era 1970, 1980, 1990 dan 2000an keatas dalam kajian pengaruh media massa dari teori Determinisme Teknologi Marchal McLuhan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan studi etnografi komunikasi. Tehnik pengumpulan data menggunakan tehnik wawancara, dan studi pustaka.
Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa: 1).identitas nama Suku Tengger pada generasi tahun 1970 dan 1980 masih belum mengalami pergeseran. Nama masyarakat Suku Tengger masih merujuk pada bahasa Jawa asli dan masih kental akan budaya serta masih mengandung satu suku kata saja. Pada era ini belum ada dampak perkembangan media massa secara langsung dalam mempengaruhi pergeseran nama. 2). Untuk tahun 1990, teknologi masih belum berperan penting sebagai media literasi masyarakat. Tahun 1990, masyarakat masih dominan merujuk pada agama atau budayanya dalam pemberian nama. Seperti pada agama Hindu menggunakan kata Widi dan Dharma, Islam dan juga Kristen identik dengan nama nabi seperti Muhammad, Paulus dan Kristina. Mayoritas nama sudah terdiri dari 2 suku kata. 3). Tahun 2000 keatas, Media sudah menjadi bagaian dari referensi masyarakat dalam berbagai hal. Sehingga dalam pemberian nama, kebanyakan dari masyarakat mulai merujuk pada adopsi bahasa asing populis dan jumlah suku kata dalam pemberian nama sudah mencapai tiga sampai lima suku kata.
References
Aribowo, Eric Kunto, & Herawati, Nanik. 2016. PEMILIHAN NAMA ARAB SEBAGAI STRATEGI MANAJEMEN IDENTITAS DI ANTARA KELUARGA JAWA MUSLIM. Internasional Seminar Prasasti
Atmadjha, Nengah Bawa. 2010. Ajeg Bali; Gerakan, Identitas Kultural, dan Globalisasi.Yogyakarta: LKiS
Jalaluddin, Rachmat. 2012. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Kriyantono, Rachmat. 2012. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Yogyakarta: Cespur
Sukmadinata. 2005. Metode Penelitian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Wibowo, Ridho Mashudi. Februari 2001, “Nama Diri Etnik Jawa”. Humaniora. Volume XIII, https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/34360610/710-802-2-PB.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1511337251&Signature=J%2BH3pA8hE8LmjP9Zv4%2BlRZ%2BSgS4%3D&response-content-disposition=inline%3B%20filename%3DNAMA_DIRI_ETNIK_JAWA.pdf, 9 November 2017
Widodo, Sahid Teguh. 2013. Kontruksi Nama Orang Jawa: Studi Kasus Nama-nama Modern di Surakarta. Humaniora. Volume 25, https://journal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/1815, 24 Oktober 2017
Zakiah, Kiki. 2005. Penelitian Etnografi Komunikasi: Tipe dan Metode. Dikti SK No. 56
Saputro, L. (2017, April 21). Suku Tengger keturunan para pengungsi Majapahit. Good News From Indonesia. Redrievet
from https://www.goodnewsfromindonesia.id
Tempo.co(2017, November 26). Dua Bintang Pilihan Pemodal. Retrieved from https://majalah.tempo.co
Surahman, S. (2016).Determinisme Teknologi Komunikasi dan Globalisasi Media Terhadap Seni Budaya Indonesia.Jurnal Re

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors send the manuscript with the understanding that if accepted for publication, the copyright of the article belongs to the authors and retains publishing rights without restriction